GPPS Jemaat Gunung Moria: Menjadi Gereja antar Generasi
(Ezra 3:10-12)
Pada tanggal 10 Oktober 2018, GPPS Jemaat Gunung Moria telah genap berusia 55 tahun. Dalam perjalanan sampai pada usia 55 tahun, tentunya bukan merupakan perjalanan yang mudah. Seperti perjalanan seorang anak manusia tentunya melewati beragam peristiwa, seperti: suka, duka; sehat, sakit; berhasil, gagal dan sebagainya. Dan jika bisa melewati semua ini dan bisa tetap eksis hanya karena anugerah Tuhan.
Pada usia yang ke-55 tahun, kita bersama-sama akan belajar untuk menjadi Gereja antar Generasi. Artinya, persekutuan di dalam GPPS Jemaat Gunung Moria merupakan sebuah persekutuan yang bisa mengakomodir semua generasi yang ada. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama belajar dari Ezra 3:10-12 untuk mewujudkan gereja yang antar generasi.
Di dalam Ezra 3:10-12, dicatat bahwa setelah bangsa Israel pulang dari pembuangan, mereka membangun kembali Bait Allah yang runtuh. Pembangunan kembali bait Allah yang runtuh memberikan kita (tiga) pelajaran penting agar Gereja antar Generasi terwujud di dalam gereja kita.
Pertama, Gereja antar Generasi harus dibangun karena kebaikan dan kesetiaan Tuhan, seperti yang dinyanyikan secara berbalasa-balasan di dalam Ezra 3:11, “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel! Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan sebuah pelayanan, institusi dan tepatnya GPPS Jemaat Gunung Moria harus didasarkan pada kebaikan dan kesetiaan Tuhan. Artinya, eksistensi GPPS Jemaat Gunung Moria hanya karena anugerah Tuhan semata.
Kedua, Gereja antar Generasi harus memberitakan kebenaran Firman Tuhan seperti yang tertulis di dalam Nehemia 8:3-4, bagaimana Firman Tuhan diberitakan kepada seluruh jemaat yang ada di dalam Bait Allah oleh Ezra. Bahkan untuk memberitakan dan mengajarkannya, Ezra memiliki komitmen untuk mempelajarinya dan melakukannya sebelum mengajarkannya. Hal ini menunjukkan bahwa pusat pemberitaan di dalam GPPS Jemaat Gunung Morisa sebagai Gereja antar Generasi adalah Firman Tuhan.
Ketiga, Gereja antar Generasi adalah gereja yang bisa mengakomodir seluruh generasi yang ada. Di dalam Ezra 3:12 dituliskan bahwa terdapat dua respon berbeda dari generasi yang datang saat itu. Generasi yang mengalami masa kejayaan bait Allah pada zaman Salomo, menangis denga suara nyaring ketika dasar bait Allah diletakkan. Sebaliknya generasi yang tidak mengalami masa kejayaan Salomo dan hanya merasakan pahitnya penderitaan pada masa pembuangan meresponinya dengan pujian dan sorak-sorai karena kegirangan. Mencermati situasi dan kondisi yang ada di dalam GPPS Jemaat Gunung Moria tidak berbeda jauh dari apa yang dicatat di dalam Ezra 3:12. Jika meneliti data kelahiran jemaat, maka kita menemukan kelahiran jemaat berkisar dari tahun 1940 – 2017. Selanjutnya kita akan mendapatkan bahwa di dalam GPPS Jemaat Gunung Moria terdiri dari generasi, yaitu: babbyboomer, X, Y dan Z. Masing-masing generasi ini memiliki karekter, kebutuhan dan pendekatan yang berbeda-beda, yang harus diakomodir di dalam pelayanan, kegiatan, program di dalam GPPS Jemaat Gunung Moria. Namun, yang perlu mendapat prioritas utama adalah generasi Y dan Z, generasi muda masa kini agar kita tidak kehilangan generasi dan menjadikan mereka gereja masa kini dan akan datang.
Dengan bertambahnya satu tahun usia GPPS Jemaat Gunung Moria, maka marilah kita responi panggilan Allah dan kebutuhan zaman ini dengan menjadi “Gereja antar Generasi” agar semakin banyak jiwa yang dijangkau bagi-Nya. (Soli deo Gloria).
Komentar
Posting Komentar